Rabu, 23 Mei 2012

KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Karakteristik Media Pembelajaran
Menurut Arsyad (2005), setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai (Sadiman, dkk, 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini Kemp (1975) menyatakan, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media. Karakteristik media merupakan dasar pemilihan media yang disesuaikan dengan situasi belajar tertentu. (Sadiman, dkk, 1990).
Gerlach & Ely mengemukakan tiga karakteristik media berdasarkan petunjuk penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi kondisi pembelajaran dimana guru tidak mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik atau ciri media pembelajaran tersebut (Arsyad, 2005) adalah:
  1. ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau obyek;
  2. ciri manipulatif, yaitu kamampuan media untuk mentransformasi suatu obyek, kejadian atau proses dalam mengatasi masalah ruang dan waktu. Sebagai contoh, misalnya proses larva menjadi kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan waktu yang lebih singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau sebaliknya, suatu kejadian/peristiwa dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh urut-urutan yang jelas dari kejadian/peristiwa tersebut;
  3. ciri distributif, yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan obyek atau kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian tersebut.
Macam-Macam Media Pembelajaran Dan Karakteristiknya
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang melliputi pesan, orang, dan peralatan. Menurut syaifulbahri djamarah dan aswan zain,media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu:

1.Media hasil teknologi cetak
teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui prosespercetakan mekanisatau photografis.

Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi fotografik.
karakteristik media hasil cetak:
a.Teks dibaca secara linear
b.Menampilkan komonikasi secarasatu arah dan reseptif
c.Ditampilkan secara statis atau diam
d.Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan
e.Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedang lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesainsedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajardengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat membenntuk gaya belajarnya masingmasing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar.
f.Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai

2.Media hasil teknologi audio-visual
Teknologi audi-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual
penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti , mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.

Karakteristik:
a.Bersifat linear
b.Menyajikan visual yang dinamis
c.Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang
d.Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak
e.Dikembangkan menurut prinsip psikologis behafiorisme dan kognitif
f.Berorientasi pada guru
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem pendidikan yang konfensional dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga penndidikan. Dalam sistemini guru mengkomunikasikan pengethuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face)

3.Media hasil teknologi yang berdasarkan computer
teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilka atau menyampaikanmateri dengan menggunakan sumber-suber yang berbasis micro-prosesor.
Berbagai aplikasi teknologi berbasiskomputer dalampembelajaran ummumnya dikenalsebagai computer assisted instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajiandan tujuan yang ingin dicapai melipiti tutorial,penyajian materi secara bertahap, drills end practice latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi(latihanuntukmengaplikaskan pengetahian dan keterampiln yangbaru dipelajari dari, dan basis data(sumber yang dapat membantu siswa menambahh informasi dan penegtahuan sesuai dengan keinginan masing-masing )

Karakteristik media hasil teknologi yang berdasarkan computer:
a.Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear
b.Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang
c.gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik
d.Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini
e.Beroriatasi pada siswa dan melibatkan interaktifitas siswa yang tinggi
4.Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi computer

Teknologi gabungan adalah cara unntukmenghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan pararel(alat-alat tambahan), seperti: vidio disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.

a.Dapat digunkan secara acak, sekuensial, linear
b.Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya
c.Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa, menurut apa yang relefan dengan siswa dan dibawah pengendalian siswa
d.Prinsip ilmu kognitif dan konstruktifisme ditetapkan dalampengembangan dan penggunaanpelajaran
e.Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan
f.Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa
g.Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber
Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran menurut jenis, daya liput, dan bahannya.

1.Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a.Media auditif
Media yang hanyamengandalkan suara saja seperi radio,kaset rekoorder, peringan hitam.media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran
b.Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c.Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunya kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua.

Media ini dibagi dalam:
1). Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar derasal dari satu sumberseperti video kaset
2). Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya filmbingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.

2.dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
a.media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkaujumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.seperti radio dan televisi serta internet
b.Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat
media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound slides film rangkai, yang harus menggunakan empat tertutupdan gelap.
c.Media untuk pembelajaran invidual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri.termasuk media ini adalh modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.

3.Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:
a.Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, danpenggunaannya tidak sulit.
b.Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.

B.Kelebihan dan kekurangan media pembelajaran
Meskipun dalam penggunaannya jenis-jenis teknologi dan media sangat dibutuhkan guru dan siswa dalam membantu kegiatan pembelajaran, namun secar`umu terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dalam penggunaannya. Diantara kelebihan atau kegunaan media pembelajaran yaitu:
1.Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis( dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
2.Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a.Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, filmbingkai, film atau model
b.Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar
c.Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi
d.Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e.Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll
f.Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat di visualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.

3.Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi sifat pasif anak didik dapat diatasi. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk:
a.Menimbulkan kegairahan belajar
b.Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
c.Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minat masing-masing.

4.Dengan sifat yang unik pada tiapsiswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,maka guru akan mengalami kesulitan. Semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini juga bisa diatasi dengan media yang berbeda dengan kemempuan dalam:
a.Memberikan perangsang yang sama
b.Mempersamakan pengalaman
c.Menimbulkan persepsi yang sama.

Ada beberapa kelemahan sehubungan dengan gerakan pengajaran visual anatar lain terlalu menekankan bahan-bahan visualnya sendiri dengan tidak menghirukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan desain,pengembangan,produksi, evaluasi, dan pengelolaan bahan-bahan visual. Disamping itu juga bahan visual dipandang sebagai alat bantu semata bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga keterpaduan antara bahan pelajaran dan alat bantu tersebut diabaikan.
kelemahan audio visual:terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat Bantu guru dalam proses pembelajaran.
Media yang beoriantsi pada guru sebernarnya

PENUTUP
A.SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa macam-macam media pembelajaran jumlahnya sangat banyak,Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu:
a. Media hasil teknologi cetak
b. Media hasil teknologi audio-visual
c. Media hasil teknologi yang berdasarkan computer
d. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi computer.

Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif
b. Media visual
c. Media audio visual:1). Audio visual murni
2). Audio visual tidak murni

Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat
c. Media untuk pembelajaran invidual
Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:
a. Media sederhana
b. Media kompleks
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis,dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.

Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yanng ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana. 


Daftar Pustaka :
Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT.Raya Grafindo Persada.
Estrada, E., Safira, T., Adha, N., Nurmala, L. (2010). Makalah Media Pembelajaran [online]. Tersedia: http://www.docstoc.com/docs/38337118/ Makalah-Media-Pembelajaran 
http://fandy-only.blogspot.com/2011/08/macam-macam-media-pembelajaran-dan.html

Macam-macam TEKHNOLOGI dan MEDIA yang dipergunakan untuk "pembelajaran jarak jauh"

TIK DALAM PEMBELAJARAN

TIK sangat berperan dalam pembelajaran, karena TIK itu sangat membantu. Hari ni saya mau berpendapat mengenai Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi bagi Pembelajaran di Sekolah. Menurut saya peranan teknologi saat pembelajaran sangat membantu, bagi murid maupun guru, kenapa begitu?

Karena setiap individu cara untuk lebih mudah mengerti pelajaran dengan berbagai cara, dan pada umumnya belajar menggunakan teknologi informasi dan komunikasi lebih memudahkan murid untuk mengerti pelajaran itu.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan
pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
1. dari pelatihan ke penampilan,
2. dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja,
3. dari kertas ke “on line” atau saluran,
4. fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja,
5. dari waktu siklus ke waktu nyata.

Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-
learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:
1. e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
2. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar,
3. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di
balik paradigma pembelajaran tradisional.
Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.
Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan
proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka
antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas. Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan
jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses
pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan tulisan-tulisan dalam tema “Asia in the New Millenium” yang memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dsb. termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet dalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul “Rebooting:The Mind Starts at School”. Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai “cyber classroom” atau “ruang kelas maya” sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut “interactive learning” atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas.

Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar. Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah
dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan
peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan,
menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki
kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk
membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing. Pergeseran pandangan tentang pembelajaran Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu:
1. siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru,
2. harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural
bagi siswa dan guru, dan
3. guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan
alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar
mencaqpai standar akademik.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran
pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang),
proses pembelajaran dipandang sebagai:
1. sesuatu yang sulit dan berat,
2. upaya mengisi kekurangan siswa,
3. satu proses transfer dan penerimaan informasi,
4. proses individual atau soliter,
5. kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada
satuan-satuan kecil dan terisolasi,
6. suatu proses linear.
Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan
mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai:
1. proses alami,
2. proses sosial,
3. proses aktif dan pasif,
4. proses linear dan atau tidak linear,
5. proses yang berlangsung integratif dan kontekstual,
6. aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan
kulktur siswa,
7. aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari:
1. sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, akhli materi,
dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran,
pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar;
2. dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran,
menjadi lebih banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung
jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran.
Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan
yaitu:
1. dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses
pembelajaran,
2. dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan
berbagai pengetahuan,
3. dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi
pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
Kreativitas dan kemandirian belajar
Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana
dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan, efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas
merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian, dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor, selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain, dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri, konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak lain.
Peran guru
Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995), menyatakan
bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionalismenya.

 
  
1. Google Earth adalah aplikasi pemetaan interaktif yang memudahkan kita melihat dunia.

2. Wikipedia  Ensiklopedia (/énsiklopédia/) adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiap-tiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan


3. kamus online: terjemah dari bahasa apa saja yang kita ingin atau sebaliknya, secara on-line (melalui internet)

Kemajuan teknologi modern adalah salah satu faktor yang turut mempengaruhi pembaharuan yang pesat berlaku dalam dunia pendidikan. Peranan teknologi semakin dirasakan oleh berbagai bidang termasuk pendidikan. Dalam bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern, karena sangat disadari, peranan dan fungsi teknologi dalam memajukan dunia pendidikan. Teknologi dapat membantu tercapainya tujuan pendidikan, sehingga proses pembelajaran akan lebih menarik dan bermakna. Yelland, N. et.all. (1997) mengatakan bahwa teknologi dapat memberi kesempatan kepada pembelajar untuk meningkatkan proses belajar.
Multimedia bisa digunakan sebagai media pendidikan yang dapat diandalkan. Dibandingkan dengan media-media lain, multimedia mempunyai berbagai kelebihan berbanding dengan media-media lainnya. Multimedia mampu merangkum berbagai media, seperti teks, suara, gambar, grafik, dan animasi dalam satu sajian digital. Multimedia juga memiliki akses interaktif dengan pengguna. Keberadaan multimedia dalam pendidikan telah menunjukkan suatu perkembangan baru yang diharapkan mampu membantu dunia pendidikan menjadi lebih bermakna melalui pembelajaran. Bahkan untuk menarik minat pembelajar perlu menggunakan strategi pemanfaatan komputer dalam kurikulum pendidikan (HyperStudio, 1995).
Multimedia dianggap sebagai media pembelajaran yang menarik berdasarkan upaya yang menyentuh berbagai panca indra: penglihatan, pendengaran dan sentuhan. Menurut Schade (Hoogeven 1995) Multimedia improves sensory stimulation, particulary due to the inclusion of interactivity”.Penelitian Schade ini telah memperlihatkan bahwa daya ingat bagi orang yang membaca sendiri adalah yang terendah (1%). Daya ingat ini bisa ditingkatkan sehingga (25%-30%) dengan adanya bantuan alat pembelajaran lain, seperti televisi. Metoda pembelajaran bisa menjadi lebih menarik dan memberikan rangsangan apabila tiga dimensi (3D) digunakan. Kajian Schade juga telah menjadikan penggunaan tayangan 3D dapat meningkatkan ingatan sebanyak 60%. Multimedia juga memiliki kemampuan menampilkan konsep 3D dengan menarik, sekiranya kurikulum pembelajaran dapat dirancang secara sistematik, komunikatif dan interaktif sepanjang proses pembelajaran.
Sebagaimana media pendidikan lainnya, multimedia adalah alat, metoda dan pendekatan yang digunakan untuk membuat komunikasi diantara pengajar dengan pembelajar selama proses pembelajaran, sehingga menjadi lebih menarik. D’Lgnazio (Bairley 1996) mengatakan bahwa multimedia adalah teknologi baru yang dapat memberikan banyak manfaat mengembangkan dunia pendidikan yaitu memberikan kehidupan pembelajar lebih bermakna. Manfaat lainnya adalah pembelajar yang terlibat dalam proses proses belajar melalui program multimedia bisa mempelajarai ilmu yang ada di dalamnya sesuai dengan minat, kesukaan, bakat, keperluan, pengetahuan dan emosinya. Kemampuan multimedia memberikan pembelajaran secara individu (melalui sistem tutor pribadi) bukan berarti tidak ada pembelajaran secara langsung dari pengajar (orang dewasa). Pembelajaran langsung dari pengajar tetap diperlukan tetapi program multimedia lebih memudahkan pembelajaran. Pengajar tidak perlu mengulang penjelasannya jika pembelajar tidak faham, sebab program bisa dipelajari berulang kali sehingga pembelajar dapat memahaminya. Sedangkan bagi pembelajar penggunaan multimedia dapat lebih memacu motivasi belajar, dapat memberikan penjelasan yang lebih baik dan lengkap terhadap sesuatu permasalahan, memudahkan untuk mengulang pelajaran, mengadakan latihan dan mengukur kemampuan, karena multimedia memberikan peluang kepada pembelajar untuk berinteraksi dengan program pembelajaran. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. Bagi perencana program multimedia perlu mendalami disain proses belajar agar program multimedia yang dikembangkan lebih terarah dan sistematis sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Multimedia dalam proses pembelajaran bukan satu-satunya penentu keberhasilan belajar. Faktor lain yang menentukan keberhasilan proses belajar diantaranya motivasi pembelajar, keadaan sosial, ekonomi dan
pendidikan keluarga, situasi pada saat proses belajar, kurikulum dan pengajar. DeVoogd & Kritt (1997) mengatakan multimedia tidak mengajar secara langsung, namun hanya sebagai alat bantu atau alat peraga, sebab yang mengajar tetap saja pengajar. Dalam penggunaan media apabila seseorang pembelajar faham dan terampil maka aktivitas akan berjalan dengan baik dan berhasil menguasai materi pembelajaran. Sebaliknya, jika pembelajar tidak memahami dan tidak terampil, maka media tersebut bukannya untuk mempermudah bahkan mungkin akan menghambat keberhasilan. “Educational effectiveness does not depend on the medium but on how it is used” (Stratfold 1994). Salomon (1979) menyatakan bahwa perbedaan media akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Perbedaan media akan diikuti dengan perbedaan sistem simbol dan kode sehingga dapat mempengaruhi perbedaaan pesan yang disampaikan.
B. TEKNOLOGI MULTIMEDIA
Kemajuan teknologi komputer telah menciptakan peluang-peluang baru di samping sejumlah tantangan bagi pengelolaan (manajemen) sumber daya informasi. Sekarang ini manajemen informasi telah menjadi sebuah isu penting yang menarik sejak munculnya komputer. Isu ini menjadi semakin menarik perhatian dan menantang bagi kedua komunitas tersebut dengan kemajuan luar biasa dalam teknologi komputer dan sistem informasi dewasa ini. Perhatian dan tantangan terbesar adalah dalam hal kemampuan akses informasi dalam jumlah yang luar biasa banyak dan luasnya sebagai hasil kemajuan teknologi komputer.
Sistem pendukung informasi dirancang sedemikian rupa untuk membantu memecahkan sejumlah persoalan dan tantangan dalam pengelolaan sumber daya informasi. Sistem ini menyediakan sejumlah alat dan sarana pengelolaan sumber daya informasi bagi perorangan, kelompok, dan organisasi. Tidak diragukan lagi bahwa sistem pendukung adalah topik kunci bagi usaha-usaha penelitian saat ini dan masa depan yang ditujukan untuk memaksimalkan manajemen sumber daya informasi.
Teknologi multimedia, secara drastis, telah mengubah cara kita memandang, berinteraksi dengan menggunakan komputer. Teknologi multimedia telah berhasil mengubah komputer menjadi “orang kedua” (second person) yang nyata. Tidak seperti sebelumnya, teknologi multimedia telah memungkinkan kita untuk melihat, mendengar, membaca, merasa, dan bercakap dengan komputer. Teknologi multimedia telah mengubah

dan, lebih jauh, memperdalam pemahaman kita dan penggunaan komputer dalam satu cara yang lebih bermakna. Tidak diragukan lagi bahwa teknologi multimedia adalah suatu topik utama dalam aplikasi teknologi informasi saat ini dan masa depan.
Teknologi multimedia juga telah menawarkan alat dan cara dalam pengelolaan sumber daya informasi. Melalui serat fiber optik atau komunikasi tanpa kabel (wireless) data-data berupa gambar, video, dan grafik (termasuk audio) -bukan hanya berupa text- dapat juga ditransmisikan secara cepat ke berbagai pihak melalui internet.
Implementing the Shared Event Paradigm
Kolaborasi terbagi (shared collaboration) antara pengguna yang tersebar semakin penting dalam menghadapi globalisasi organisasi dan institusi. Di samping pertukaran data audiovisual, berbagi spreadsheet dan gambar grafis menjadi hal penting terutama dalam membuat skenario (rancangan model) untuk bekerja secara jarak jauh (tele-working) dan pendidikan jarak jauh (tele-education). Meskipun internet telah banyak memberi kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari kita, kebanyakan aplikasi (perangkat lunak) saat ini tidak dipersiapkan untuk kolaborasi terbagi. Oleh karena itu, teknologi perangkat lunak aplikasi untuk keperluan shared collaboration telah dikembangkan untuk menghadapi masalah kolaborasi antara sekelompok pengguna yang tersebar. Dua paradigma berbeda untuk merealisasikan application sharing yaitu output sharing dan event sharing. Untuk keperluan lingkungan kelompok/grup yang tertutup dengan sekelompok data input yang terbatas untuk dibagi (seperti untuk shared engineering, presentasi multimedia, atau rancangan tele-teaching) paradigma kedua yang lebih sesuai.

 salah satu pemakaian TEKNOLOGI :

Majunya teknologi sekarang sudah menjadi bagian dari pendidikan di sekolah, dan salah satunya adalah pemakaian LCD dalam kegiatan belajar...
Dalam proses belajar, pemakaian LCD bukanlah segalanya dalam menarik minat dan ketertarikan seorang siswa dalam belajar di kelas...LCD bukanlah alat yang digunakan untuk memindahkan isi buku ke layar... Siswa akan tertarik untuk belajar jika teknologi tersebut disertai dengan cara mengajar yang menarik, tidak membosankan dan yang terpenting tetap tertuju pada materi yang ingin disampaikan walaupun dengan cara yang berbeda dari membaca buku selama 2 jam penuh... sebagai contoh nyata, di sekolah saya hal tersebut sudah terbukti...
Suatu hari di kelas saya, guru saya melakukan pembelajaran dengan menggunakan LCD dan power point... Saya mulai menduga-duga apa yang akan terjadi kemudian, dan benar saja dugaan saya bahwa suasana di kelas akan terasa seperti tak ada kehidupan, kecuali suara kehidupan dari guru saya yang sedang menjelaskan... masing-masing anak mencari kesibukannya sendiri, bahkan sampai tertidur di balik buku pelajarannya...
contoh lainnya adalah ketika seorang guru yang lain menjelaskan materi dengan disertai praktek secara langsung... dengan gaya mengajar yang tidak kaku, diselingi dengan canda tawa, serta dengan penjelasan ayng tidak membosankan... tidak satupun murid yang mencari kesibukan sendiri, apalagi tertidur..!! semua konsentrasi anak tertuju pada penjelasan dari guru dan tidak terasa 2 jam pelajaran telah berlalu...
dengan 2 contoh diatas, dapat kita sadari bahwa yang terpenting bukanlah peralatan dan perlengkapan mengajarnya, tapi bagaimana kualitas seorang guru dalam mengajar...
 
C. KARAKTERISTIK MULTIMEDIA UNTUK PENDIDIKAN
Teknologi multimedia adalah salah satu teknologi baru dalam bidang komputer yang memiliki kebisaan untuk menjadikan media pembelajaran lebih lengkap. Multimedia meliputi berbagai media dalam satu software sehingga memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran dan pembelajar merasa dilibatkan dalam proses belajar karena teknologi multimedia memberikan fasilitas berlakunya interaktif.
Furht (Internet l996) dari Atlantic University, Florida mendefinisikan multimedia sebagai gabungan antara berbagai media seperti teks, grafik, animasi, gambar dan video. Sedangkan Haffos (Feldman 1994) mengartikan multimedia sebagai suatu sistem komputer yang terdiri daripada hardware dan software yang memberikan kemudahan untuk menggabungkan gambar, atau video,
Teknologi pendidikan meliputi berbagai aspek yang berhubungan dengan pembelajaran dan proses belajar. Pengartian yang dirumuskan oleh Association for Educational Communications and Technology ( AECT) adalah seperti berikut: Teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang menghubungkan manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi. Proses tersebut meliputi merencanakan, mengelola data, menganalisis data dan menilai untuk membuat suatu kesimpulan (Wilkinson l980).
Pelaksanaan proses pembelajaran sebaiknya pengajar menggunakan media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan melibatkan media yang menggunakan berbagai panca indra. Untuk memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah salah satu alternatif pilihan yang baik untuk pembelajaran dan proses belajar yang menarik. Fleming dan Levie (Wilkinson 1980) memberikan petunjuk bahwa jika proses belajar dilaksanakan dengan hanya menggunakan satu media, maka rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas. Suatu proses belajar seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap sebab meliputi rangsangan dari penggabungan audio dan visual. Hal ini memperlihatkan bahwa penggunaan multimedia akan memberikan kelebihan dalam pencapaian proses belajar pembelajar. Penggabungan antara audio, visual, gambar, teks, angka dan animasi yang saling berinteraksi memberikan kemudahan kepada pembelajar untuk belajar di sekolah atau perguruan tinggi maupun di rumah.
Istilah multimedia sekarang ini digunakan untuk memberi gambaran terhadap satu sistem yang menggunakan komputer dimana semua media seperti teks, grafik, suara, animasi dan video berada dalam satu software komputer. Dalam pendidikan istilah ini pada mulanya digunakan untuk menggambarkan satu program pembelajaran yang terdiri daripada berbagai media yang berbeda. Program multimedia yang dirancang khusus untuk keperluan proses belajar perlu mendapat perhatian yang serius agar program tersebut dapat memenuhi keperluan proses belajar. Perkembangan program proses belajar akhir-akhir ini sangat menakjubkan.Hal ini karena banyaknya pengembang yang ikut serta mengembangkan program. Perkembangan ini sepintas amatlah membanggakan tetapi di lain pihak dapat mengecoh para pembelajar khususnya anak-anak. Menurut penelitian Morgan & Shade (1994) dari sekian banyak program yang ada di pasaran hanya 20 - 25% yang dikategorikan memenuhi syarat serta layak digunakan untuk keperluan pendidikan, sementara 75-80% program dapat mengecoh dan masih susah untuk digunakan. Sementara Wright & Shade (1994) mengatakan bahwa daya tarik proses belajar dengan menggunakan komputer tergantung kepada kualitas program (software). Ini berarti bahwa pengembangan program untuk keperluan proses belajar tidaklah semudah untuk program hiburan. Karena itu program untuk keperluan proses belajar memerlukan disain yang sesuai dengan tujuan proses belajar. Religeluth (Wilson 1997) menyebutkan bahwa disain proses belajar adalah “outlined a prescriptive framework for embodying this knowledge”.
Usaha untuk memperbaiki program tetap terus dilakukan agar program yang dihasilkan dapat memenuhi standar proses belajar. Penekanan utama dalam mengembangkan program adalah agar mudah digunakan, memenuhi keperluan mengembangkan pengetahuan, meningkatkan keterampilan dan kreativitas, dan menyediakan kemudahan interaktif serta umpan balik (Chang, N., Rossini, M.L. & Pan, A.C. ,1997; Elkind, 1987; Morgan & Shade, 1994; Haugland & Wright, In press). Sedangkan Wright (1994) mengatakan pembangunan program khususnya untuk keperluan pembelajar hendaklah mengandungi unsur cerita, membuat lukisan, disain bentu sesuatu, menulis cerita dengan bantuan gambar, pemahaman tentang sistem komputer, mengembangkan fikiran dan mengembangkan kosa kata.
 
D. KELEBIHAN MULTIMEDIA
Multimedia mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Di antara kelebihan itu adalah:
  1.  Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan umpan balik.
  2.  Multimedia memberikan kebebasan kepada pembelajar dalam menentukan topik proses belajar.
  3. Multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematis dalam proses belajar.
 

Media Pembelajaran dalam Pendidikan Jarak Jauh

Dewasa ini sistem pendidikan jarak jauh telah berkembang pesat dan menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan modern. Berbagai negara di dunia telah menjadikan sistem pendidikan jarak jauh ini sebagai salah satu alternatif dalam upaya memperluas kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan.  Di Indonesia, penyelenggaraan sistem pendidikan jarak jauh telah memiliki landasan legal formal dengan dimasukkannya sistem ini ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional.  
Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,  maka   pendidikan jarak jauhpun  mengalami perkembangan.  Dengan memanfaatkan teknologi maka daya jangkaunya menjadi semakin luas, dan efektifitasnya dalam menyampaikan materi pembelajaran juga semakin meningkat. Pada saat ini system pendidikan jarak jauh telah mengintegrasikan pula berbagai jenis media yang kemampuan interaktifnya semakin meningkat.
      Dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan  Jarak Jauh (SPJJ), penggunaan media tampaknya telah menjadi keharusan.   Dapat dikatakan bahwa sebagian besar bahan ajar pada SPJJ disampaikan melalui berbagai jenis media, baik cetak maupun non cetak. Sepanjnag  sejarah penyelenggaraan pendidikan jarak jauh, media  telah  digunakan sebagai sarana penyampai materi ajar.   Adanya keterpisahan antara pengajar dengan peserta didik ,  maka  diperlukan media  sebagai   sarana komunikasi yang menjembatani antara pengajar dengan peserta didik.  Kehadiran media inilah yang menjadi salah satu ciri kesamaan diantara institusi penyelenggara SPJJ di semua tempat. Sementara yang membedakan institusi yang satu dengan yang lain adalah pilihan jenis media yang digunakannya. Variasi penggunaan media antar institusi penyelenggara PJJ sangat beragam mengingat banyaknya jenis media yang bisa dimanfaatkan mulai media yang sederhana sampai yang canggih. Berikut akan dibahas secara sekilas beberapa jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauhm (PJJ).

a.                  Media Cetak
Di antara begitu banyak media baru dan canggih, ternyata media cetak masih menduduki tempat pertama dalam pendidikan jarak jauh. Bahan ajar cetak dapat berwujud dalam berbagai bentuk, seperti: buku materi pokok, buku ketiga, buku panduan belajar, pamflet, brosur, peta, chart. Bentuk cetakan ini tidak hanya berupa tulisan, tetapi dapat juga menampilkan gambar-gambar, foto, grafik, tabel, dll. Dari sekian banyak jenis media cetak tersebut, modul merupakan bahan ajar cetak utama yang digunakan dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh. Modul telah dirancang dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan sekecil mungkin mendapat bantuan dari guru/tutor.

Keunggulan Media Cetak untuk PJJ


Media cetak memiliki keunggulan sebagai berikut:
§         Mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap.
§         Dapat digunakan kapan saja (pagi hari, siang hari, malam hari) dan dimana saja (seperti di rumah, di kendaraan umum, terminal atau tempat lain yang memungkinkan).
§         Penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik dengan mudah membawanya ke mana saja mereka pergi.
§         Selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian sepeti penulisan indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun subjudul.


Pemanfaatan Media Cetak dalam Pendidikan Jarak Jauh
Media cetak, khususnya modul merupakan media utama yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemanfaatan media cetak untuk pendidikan jarak jauh antara lain adalah sebagai beirkut:
  •          Pastikan bahwa semua modul dan atau media cetak lain seperti foster, lembar kerja dan lain-lain yang dibutuhkan untuk semua mata ajar telah dirancang dan diproduksi sesuai dengan prinsip pengembangan bahan belajar mandiri.
  •          Pastikan bahwa modul-modul yang dibutuhkan tersebut didistribusikan dengan baik kepada seluruh tutor dan peserta didik sesuai dengan mata ajar yang diambilnya.
  •          Pastikan para tutor telah memahami semua modul sesuai dengan mata ajar yang dibinanya untuk memudahkan memberikan bantuan konsultasi kepada peserta didiknya.
  •          Beri kesempatan kepada peserta didik untuk mengukur keberhasilan belajarnya (ujian) secara fleksibel sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing.
  •          Pastikan peserta didik memperoleh umpan balik sesegera mungkin.


b. Media Massa/Siar/Tayang

Pemanfaatan media massa dalam SPJJ seperti siaran radio dan siaran televisi merupakan sebuah alternatif penyampaian bahan ajar yang cukup efektif larena bersifat terbuka dan berdaya jangkau luas. Penggunaan media massa sebagai alat pendidikan tidak saja menguntungkan peserta didik yang terdaftar dalam institusi pendidikan jarak jauh, tetapi masyarakat umum yang tertarik untuk memperluas wawasan pengetahuannya dapat pula  mengikuti program yang ditayangkan atau disiarkan.


1). Siaran Radio

Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu, tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Gelombang-gelombang ini diumpamankan sebagai jalan raya (highways) yang tidak terlihat serta mepunyai kelebaran yang bervariasi. Jalan raya ini diindentifikasikan sebagai frekuensi AM maupun FM yang mengacu siaran peraturan dan persetujuan internasional. Daya pancar siaran radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter serta frekuensi yang digunakan. Dengan kekuatan tertentu, transmitter mampu memacarkan siaran pada lokasi tertentu. Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.
Walaupun mampu memperluas jangkauaan daerah siaran, penggunaan sistem relay ini tidak dapat menjangkau daerah daerah tertentu yang dikenal dengan istilah blank spot area. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, keterbatasan ini dapat diatasi dengan penyiaran radio melalui  satelit siaran langsung (Radio-SSL). Secara teknis, siaran radio melalui SSL akan diterima dengan baik karena tidak mengalami pengurangan mutu seperti yang pada umumnya dialami bila menggunakan stasiun relay. Satu satunya kendala dari penggunaan siaran radio-SSL ini terletak pada pengadaan alat penerima khusus yang harganya tidak murah. Selain karakteristik teknik seperti yang telah dijelaskan, media radio juga memiliki karakteristik lain, baik dari segi keunggulan maupun keterbatasannya.

Keunggulan:

-          Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya  penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya.
-          Keunggulan lain dari media  dengar ini adalah kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengae dan cukup fleksibel dalam menyajikan informasi  dalam berbagai bentuk sajian seperti dramatisasi, diskusi, ceramah atau dialog. Kemampuan ini tentunya sangat berperan dalam penyelenggaraan SPJJ.

Keterbatasan :

-          Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media seklali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lang kecuali melalui siaran ulangan.
-          Keterbatasan lain dalam pemanfaatan media radio pada SPJJ adalah masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya  para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan  oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
-          Interaktivitas  yang  sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat  rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat  dilakukan, beberapa penyelanggara SPJJ mengalami  kendala, seperti mahalnya  biaya  penggunaan telpon dan sulitnya mengatur siaran langsung.

Bentuk Penyajian Program Radio

Program program yang disajikan melalui radio dalam SPJJ harus dikembangkan semenarik mungkin. Hal ini mengingat bahwa radio pada  dasarnya adalah media satu arah dan sekali dengar. Dengan karakteristik tersebut, bentuk penyajian program radio sangat berperan untuk  dapat memikat peserta didik mendengarkan materi maupun informasi yang disampaikan. Perancang program radio untuk SPJJ perlu memperhatikan bentuk sajian yang dapat digunakan sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta memberikan variasi penampilan. Bentuk-bentuk penyajian yang dapat dipilih antara lain:

-    Ceramah atau kuliah
Bentuk ceramah atau kuliah ini baisanya disajikan oleh satu orang dosen/pengajar atau pembocara yang ahli dalam materi tertentu. Umumnya, bentuk penyajian ini membosankan , karena peserta didik hanya mendengarkan satu jenis suara selama 15 – 20 menit. Penyajian ini akan terasa lebih melelahkan apabila penyajinya kurang mampu “berbicara” secara menarik. Sebaiknya, bila penyaji mampu seolah-olah berbicara langsung  dengan peserta didik,  suaranya menyakinkan , tempo dan intonansinya  tepat, bentuk ceramah masih dapat memikat peserta didik. Berdasarkan  pada pengalaman serta  pengamatan dalam proses produksi parogram radio dengan bentuk penyajian tunggal ini, tidak banyak orang atau pengajar/dosen yang mapu berbiocara seorang diri di depan mikropon.

-    Dialog
Bentuk penyajian lain yang dapat digunakan dalam mengemas materi ajar dalam SPJJ adalah dialog. Bentuk penyajian ini menghadirkan lebih dari satu orang untuk membahas sebuah materi. Para pembicara umumnya mempunyai kedudukan yang sama.

-        Wawancara
Bentuk  penyajian ini dapat menghadirkan satu, dua atau tiga  pembiocara dengan seorang pewancara. Dengan dua atau tiga pembicara, pada umumnya bentuk penyajian ini mengangkat satu topik pembicaraan yang dilihat dari sudut pandang yang berbeda dari tiap-tiap pembicara. Tetapi, bila bentuk wawancara ini hanya menghadirkan satu pembicara, umumnya topik pembicaraan hanya dilihat dari pengetahuan, pengalaman atau sudut pandang sang pembicara.

-        Drama
Sebuah alternatif lain untuk menyampaikan materi ajar kepada peserta didik melalui program radio adalah melalui drama. Penyyajian dalam bentuk ini relatif lebih sulit, karena membutuhkan persiapan yang lebih matang, mulai dari naskah sampai pada produksinya. Selain itu, tidak semua materi pelajaran dapat disajikan dalam bentuk drama. Materi-materi yang berkaitan dengan sikap, perasaan, ilmu sosial, kemungkinan dapat diangkat dan dikemas dalam bentuk ini.

-        Feature
Bentuk penyajian yang lebih atraktif adalah feature yang merupakan bentuk sajian yang di dalamnya terdapat berbagai sajian. Dalam program feature, di dalamnya terdapat dialog, wawancara, dan drama yang mengacu pada topik bahasan tertentu.

-                Majalah
Seperti layaknya sebuah majalah, bentuk penyajian majalah udara menampilkan berbagai informasi dalam berbagai bentuk sajian. Dalam SPJJ, bentuk majalah udara ini sangat cocok untuk mengemas berbagai informasi yang perlu disampaikan kepada peserta didik melalui radio, misalnya informasi mengenal ujian, pembelian bahan ajar, wisuda, regristrasi, atau informasi lain yang perlu diketahui oleh peserta didik.

Dari sekian banyak bentuk peyajian yang dapat digunakan dalam SPJJ, belum ada penelitian yang mengkaji efektivitas dari masing masing bentuk penyajian. Walaupun demikian bentuk penyajian tersebut dapat dijadikan alternatif penyajian bagi para perancang bahan ajar dalam institusi penyelenggara SPJJ.

Pemanfaatan Media Radio pada SPJJ

Dalam hampir semua proses pendidikan, jenis suara yang paling banyak digunakan adlah suara manusia. Suara manusia mampu memberikan intonasi, tempo, volume, dan penekanan yang kesemuanya sangat berarti dalam proses pembelajaran. Keunggulan yang dimiliki oleh suara manusia ini mampu ditransfer melalui media radio yang dikenal sebagai media yang murah dan mudah diakses. Perpaduan keunggulan tersebut cukup untuk menjadi alasan pemanfaatan media radio dalam sebuah institusi penyelengaraan SPJJ.
Di negara-negar maju misalnya, hampir semua orang memiliki radio. Sementara di negara-negara berkembang radio dikatagorikan sebagai barang yang cukup terjangkau harganya dan mudah didapat. Hal ini menunjukkan bahwa radio merupakan sebuah media yang memiliki aksesibilitas tinggi. Aksesibilitas yang tinggi terhadap media radio ini haruslah dicermati sebagai peluang bagi setiap penyelenggara SPJJ untuk diberdayakan sebagai alat mentransfer ilmu dan informasi kepada peserta didik. Setiap peluang akan menjadi bermakna dan berhasil guna bila dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pertimbangan lain yang mengunggulkan media radio dalam proses pengajaran dan pembelajaran antara lain adalah kemampuan media ini mengaitkan materi ajar pada mata kuliah tertentu dengan kejadian yang baru terjadi. Hal ini sangat penting dalampengajaran bagi peserta didik dewasa. Selain itu, media radio  mampu menyajikan perubahan yang cepat dari ilmu pengetahuan yang tidak mampu diakomodasi dalam bahan ajar cetak yang sudah tersusun.
 Walaupun media radio mempunyai beberapa keunggulan dalam proses pembelajaran dan pengajaran, namun kelemahan media ini perlu pula dicermati. Walaupun program radio sangat memotivasi tetapi trnyata peserta didik mengalami kesulitan belajar melalui radio. Pada umumnya peserta didik mengalami kesulitan berkonsentrasi mendengarkan program yang berdurasi 20 menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesanggupan media radio sebagai media pembelajaran dan pengajaran pada SPJJ antara lain  berkaitan dengan jenis materi belajar yang disampaikan, materi yang bersifat konkret lebih mudah diterima. Selain itu, faktor penggunaan bahasa yang sederhana dan kosakata yang sudah dikenal, pemberian contoh-contoh baik melalui dramatisasi maupun kasuis-kasus juga sangat berpengaruh kepada keberhasilan penggunaan media radio. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah durasi program. Durasi sebaiknya tidak lebih dari 15 menit atau bahkan 10 menit.
Selain fungsi sebagai media pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ, media radio juga sangat populer digunakan sebagai media untuk menyampaikan informasi-informasi mengenai ujian, registrasi, dan publikasi bagi institusi untuk menarik perhatian peserta baru. Dalam SPJJ, media komunikasi yang murah dan cepat, seperti radio mempunyai kontribusi yang berarti untuk menjadi jembatan antara pengelola dan peserta didik.
Permasalahan lain yang kerap timbul dalam pemanfaatan media radio dalam SPJJ adalah bagaimana peserta didik dapat mendengarkan program-program yang disiarkan pada waktu yang sudah dijadwalkan. Hal ini memang merupakan persoalan yang cukup pelik dalam sebuah institusi SPJJ karena kendali terhadap waktu belajar peserta didik terletak sepenuhnya di tangan peserta didik sendiri. Tetapi, dalam hal pemanfaatan media radio peserta didik tidak mempunyai kendali terhadap stasiun siaran, merekalah yang harus menyesuaikan diri dengan jadwal yang diberikan. Dalam SPJJ, kondisi ini ternyata menjadi masalah bagi sebagian peserta. Pemberian jadwal siaran secara teratur kepada peserta didik tidaklah cukup. Penyiaran program yang sama sebanyak dua atau tiga kali pada waktu yang berbeda akan memberikan kesempatan yang lebihh besar bagi peserta didik untuk menyesuaikan jadwal kegiatan mereka dengan jadwal siaran yang ditawarkan  oleh institusi penyelenggara SPJJ.
Pertimbangan lain yang perlu dipikirkan dalam pemanfaatan media radio oleh institusi penyelenggaraan SPJJ adalah akses  untuk memproduksi  dan mendistribusikan materi ajar yang dikemas dalam program radio. Walaupun peserta didik mempunyai kases tinggi untuk memanfaatkan siaran radio, tetapi apabila institusi penyelenggara SPJJ tidak mempunyai akses terhadap pelaksanaan produksi dan penyiaran program, maka akses yang dimiliki peserta didik pun akan sia-sia. Institusi penyelenggara SPJJ mungkin memiliki peralatan produksi program, bahkan stasiun pemancar sendiri. Jika hal ini terjadi, berarti institusi mempunyai akses internal penuh untuk memanfaatkan media radio. Sebaliknya, bila institusi tersebut tidak memiliki peralatan produksi maupun stasiun  penyiaran sendiri, maka institusi tersebut harus mempunyai akses eksternal, yaitu akses terhadap lembaga lain yang mampu memproduksi maupun memancarkan program radio.

2) Siaran Televisi

Televisi dikenal sebagai media yang sangat kaya yang mapu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Keunggulan media televisi yang ditemukan pada tahun 1926 ini dapat dimanfaatkan dalam dunia pendidikan, baik pendidikan yang bersifat konvensional maupun pendidikan jarak jauh. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan. Untuk memberi gambaran umum, secara selintas sistem penayangan dari masing-masing akan disinggung sedikit.

Sistem Penayangan Siaran Televisi

Siaran televisi yang dapat diterima di rumah-rumah atau di tempat lain hanya dengan menggunakan pesawat televisi standar adalah jenis penayangan siaran dengan menggunakan sistem broadcast transmission. Penayangan televisi melalui sistem broadcast transmission ini menggunakan Very-High Frequencies (VHF) dan Ultra High Frequencies (UHF). Kedua sinyal tersebut dipancarkan melalui transmitter yang selanjutnya sinyal tersebut dapat diterima secara bebas oleh pesawat televisi dan antena penerima standar. Jangkauan penerimaan siaran ini bergantung pada kekuatan daya pancar transmitternya serta keberadaan stasiun relay.
Teknologi lain yang digunakan dalam penayangan siaran televisi adalah melalui sistem closed-circuit television (CCTV). Sistem ini merupakan sistem pemancaran yang bersifat privat dan terbatas pada lokasi tertentu yang masuk dalam jaringan siaran. Sinyal televisi yang dipancarkan tidak dapat diterima oleh pesawat televisi yang berada di luar sistem jaringan. Penggunaan sistem CCTV ini biasanya digunakan oleh sekolah-sekolah atau kampus-kampus dan umumnya jangkauannya tidak luas.
Lain halnya dengan TV-kabel, sistem penayangan dan penerimaan siaran televisi melalui TV-kabel ini menggunakan sambungan kabel khusus. Mereka yang menginginkan menerima siaran khusus dan tidak dapat diterima oleh siaran televisi terbuka dapat berlangganan TV-kabel ini.
Salah satu sistem penyiaran TV adalah melalui penggunaan satellite transmission dikenal dengan sebutan Direct Broadcast Satellite (DBS). DBS dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan Satelit Siaran Langsung (SSL) merupakan sistem penerimaan  siaran televisi langsung dari satelit kepada pemilik pesawat televisiyang telah dilengkapi dengan antena disc khusus. Dengan daya pancar 100 sampai 400 watt, SSL ini dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima siaran dengan menggunakan sejumlah perangkat keras yang terdeiri dari antena disk yang berdiameter 0,6 hingga 1 meter, decoder, dan remote control. Dengan semakin majunya teknologi, antena disk penerima berdiametr tidak lebih dari 18 inci. Secara singkat, mekanisme ketiga unsur utama sistem SSL dapat dijelaskan sebagai berikut : stasiun pemancar bumi menerima sinyal dari stasiun penyiaran yang kemudian melalui saluran tertentu dengan frekuensi up link diteruskan ke satelit dan selanjutnya dipancarkan kembali ke bumi melalui saluran dengan frekuensi down link yang sinyalnya kemudian dapat diterima langsung oleh pesawat televisi penerima. 

Karakteristik Media Televisi

Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, medium televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, medium televisi pendidikan dikenal sebagai medium yang memilik kekuatan audio visual yang mampu memberika pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.

Keunggulan:
-          Menjangkau sasaran disik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan
-          Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
-          Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
-          Menjembatani peserta didik dengan institusi SPJJ-nya. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirianyang umumnya dirasakan oleh peserta didik dalam SPJJ.

Keterbatasan:
-          Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
-          Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.
-          Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
-          Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
-          Keterbatasan lain dari media televisi adalah masalah interaktivitas yag sangat dibutuhkan dalam kegiatan tutorial pada SPJJ. Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.

Bentuk Penyajian Program Televisi

Televisi merupakan media yang memiliki kemampuan menyampaikan informasi dalam bentuk suara, gambar, dan gerak sekaligus, serta dapatdisajikan dalam berbagai bentukpenyajian. Pada dasarnya, bentuk penyajian program televisi sama dengan bentuk penyajian dalam program radio yang telah dijelaskan sebelumnya. Bentuk penyajian tersebut adalah:
·         Ceramah, dikenal dengan istilah talking head.
·         Dialog
·         Wawancara
·         Drama
·         Feature
·         Majalah

Penjelasan rinci mengenai bentuk penyairan ini dapat dilihat pada penjelasan tentang radio, yang membedakan bentuk penyajian tersebut bila diterapkan dalam media televisi adalah penambahan unsur visual dan gerak. Dengan adanya tembahan unsu visual dan gerak, menjadikan media televisi menarik sekaligus lebih sulit pembuatannya. Para pembicara, penyiar ataupun pemain dan pelaku lainnya tidak hanya dinilai dari suaranya, tetapi juga penampilan mereka.

Pemanfaatan Media Televisi dalam SPJJ

Pemanfaatan media televisi dengan frekuensi siaran yang cukup tinggi dari berbagai institusi penyelengara SPJJ memperlihatkan bahwa media televisi meupakan media yang memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar matei pembelajaran sekaligus sebagai media promosi bagi institusi yang bersangkutan.
Kenyataan lain yang dihadapi oleh sebagian institusi penyelenggaran SPJJ dalam menayangkan program televisi adalah sulitnya memperoleh jam tayang serta jumlah jam tayang yang memadai. Hal seperti ini cukup logis  mengingat institusi penyelenggara SPJJ tidak memiliki stasiun pemancar sendiri. Pada umumnya institusi penyelenggara SPJJ mengandalkan stasiun pemancar milik swasta atau pemerintah yang telah beroperasi di wilayah masing-masing. Kondisi seperti ini mengharuskan setiap institusi penyelenggara SPJJ untuk selalu menjaga adanya akses terhadap fasilitas produksi serta stasiun pemancar yang berkesinambungan.


c. Media Pribadi/Personal

Keberadaan media pribadi atau media personal dalam SPJJ adalah kebalikan dari media massa. Media massa adalah media yang bersifat terbuka, artinya baik peserta didik yang terdaftar maupun tidak terdaftar dapat menggunakn dan mempelajari materi-materi ajar yang disampaikan melalui media tersebut. Sebaliknya, media pribadi atau personal adalah media yang digunakan secara personal atau perorangan, dan biasanya digunakan oleh mereka yang telah terdaftar pada suatu institusi SPJJ. Media-media yang masuk dalam katagori ini antaara lain: personal-computer (PC), audio-cassette player, VCR; yang kesemuanya memberikan fleksibilitas bagi peserta didik dalam penggunaannya. Peserta didik bebas untuk menggunakannya kapan saja, dimana saja , disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Tentu saja dengan syarat masing-masing peserta didik memiliki akses  terhadap penggunaan media tersebut. Kita akan melihat satu persatu jenis media yang termasuk dalam kategori media personal ini lebih mendalam.

1) Audio Kaset

Karakteristik Media Audio Kaset

Walaupun dikenal sebagai media sederhana, keberadaan media audio kaset sebagi media personal dinilai cukup efektif dan banyak disukai. Fleksibilitas media audio kaset dalam penggunaanya merupakan daya tarik tersendiri. Media ini dapat diputar ualng, dipercepat, dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah karakteristik lain dari media kaset yang menunjukan keunggulan dan keterbatasan media  ini akan dipaparkan satu persatu.

Keunggulan:
-          Di antara media-media yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh, media audio kaset tergolong sebagi media yang murah.
-          Pengembangan program relatif mudah.
-          Dapat digunakan kapan saja tanpa terikat pada jadwal terentu seperti halnya radio.
-          Peserta didik dapat menggunakannya sesuai dengan kecepatan dan kemampuan belajar mereka masing-masing. Durasi/lamanya program lebih flekibel karena tidak tidak terikat pada acuan durasi tertentu, tidak seperti program radio yang terikat pada durasi penyiaran tertentu. Durasi program audio kaset dapat pendek atau panjang sesuai dengan materi yang disampaikan.
-          Penyajian media audio kaset ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu: hanya mendengar; mendengar  dan melihat; mendengar, melihat, dan melakukan.
-          Menyediakan berbagai sumber belajar yang hanya dapat dimengerti melalui suara, kemudian menganalisis apa yang mereka dengar.
-          Membantu peserta didik melatih suatu ketrampilan. Penjelasan dalam bentuk suara yang terekam dalam kaset audio akan lebih mudah memandu peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan yang memerlukan ketrampilan tertentu.
-          Membuat penyajian bahan ajar lebih manusioawi dan bersifat personal, sehingga dapat memotivasi dan menguatkan peserta didik. Kehadiran suara manusia apakah itu tutor atau pengajar yang seolah-olah berbicara langsung kepada peserta didik memberikan perasaan lebih dekat dan tidak sendiri. Peran ini sangat penting untuk dihadirkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ mengingat kehadiran secara fisik dari ada pengajar sangat minimal atau bahkan tidak ada.
-          Menyajikan materi ajar yang tidak mudah dituangkan dalam bentuk bahan cetak. Dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran terdapat kemungkinan ditemukan materi-materi yang sulit untuk dituangkan melalui media cetak. Keberadaan media audio kaset dapat menjembatani situasi yang demikian.
-          Mempengaruhi perasaan dan sikap peserta didik.
-          Mampu menampilkan para ahli yang tidak mempunyai waktu menuangkan pengetahuan/keahlian mereka ke dalam bentuk cetak.
-          Memberi kesempatan peserta didik untuk mendengar suara dari para ahli, pengajar atau siapa pun yang memperkuat materi ajar yang mereka pelajari.
-          Memberi kesempatan pada peserta didik yang tidak dapat membaca dan karena alasan lain yang  membuat mereka tidak dapat membaca.


Keterbatasan:
-          Memerlukan alat putar/player. Mengingat salah satu alasan yang mendasari penggunaan SPJJ adalah pemerataan pendidikan pada daerah-daerah pelosok, maka ada kemungkinan peserta didik tidak memilik alat putar/audio-cassette player.
-          Memerlukan listrik.

Dengan sejumlah keunggulan yang dimiliki media audio kaset tidak diragukan bahwa media ini merupakan media yang “menjanjikan” dalam SPJJ. Murah, mudah, fleksible merupakan kunci keberhasilan suatu media dalam SPJJ,

Bentuk Penyajian Program Audio Kaset

Penggunaan audio kaset dalam SPJJ ada dua macam. Pertama adalah merekam program-program yang telah disiarkan, car ini dinilai cukup baik untuk mengatasi penggunaan media radio yang kerap kali tidak dapat didengarkan oleh peserta didik. Cara Kedua adalah merancang khusus program-program untuk audio-kaset. Perbedaan dasar media audio-kaset dengan media radio adalah dalam hal penggunaan serta format penyajian. Dari sisi penggunaannya, kendali terletak pada peserta didik. Mereka leluasa  untuk  menghidupkan, mematikan, mengulang, atau mempercepat program yang mereka dengarkan sesuai dengan keinginan mereka. Hal seperti ini tidak terjadi pada siaran radio, yang peserta didiknya tidak memiliki kendali. Keunggulan lain  seperti yang telah disebutkan sebelumnya adalah  kemampuan media audio kaset ini untuk tampil dalam berbagai cara atau forma penyajian. Format penyajian audio kaset secara garis besar dapat dibedakan dalam tiga bentuk penyajian  yaitu:
·         Hanya mendengar
·         Mendengar dan melihat
·         Mendengar, melihat, dan melakukan

Hanya Mendengar

Format penyajian ini dapat menyajikan segala jenis suara  yang dapat didengar (aural) dan suara manusia. Suara yang dapat didengar (aural) adalah segala jenis suara yang dapat direkam dan disampaikan melalui kaset audio. Suara yang dapat didengar (aural) dibedakan dalam beberapa jenis sumber, yaitu:
-          Peragaan melafalkan kata-kata teknikal yang baru dipelajari
-          Dialog Bahasa Asing
-          Diskusi atau interviu dengan praktisi
-          Dramatisasi

Suara-suara yang dapat direkam dalam audio kaset ini berkaitan erat dengan materi yang dibahas pada materi dari mata pelajaran atau mata kuliah. Hal ini ditujukan untuk membantu peserta didik dalam mempelajari bahan ajarnya.
Jenis suara yang dapat direkam dalam audio kasetadalah suara manusia dalam hal ini pengajar atau tutor dari mata pelajaran atauy mata kuliah yang bersangkutan. Penyajian pengajar atau tutor dapat berbentuk ceramah, pembicaraan antara dua, tiga orang atau bimbingan belajar. Bentuk penyajian ceramah biasanya membosankan, sebab pengajar cenderung berbicara secara formal sehingga tidak menarik. Namun, tentunya bentuk penyajian ini akan menjadi menarik apabila dibawakan oleh pengajar yang mampu berbicara di depan mikropon dengan cara yang memikat, tempo suara yang cukup, intonasi yang menguatkan, meyakinkan, mapu membuat peserta didik merasakan bahwa sang pengajar “berbicara langsung” dengan mereka, mampu memberikan reinforcement yang kuat. Namun, apabila sulit mendaptkan pengajar dengan kualifikasi tersebut, maka bentuk pemberian bahan ajar melalui audio kaset ini dapat dilakukan dengan cara menampilkan dua orang pengajar yang akan berbicara secara bergantian dalam bentuk dialog atau wawancara. Bentuk penyajian ini akan membantu  menghidupkan suasana sehingga pembicaraan mengalir dengan luwes dan menarik peserta didik yang mendengarkan. Bentuk penyajian lain seperti drama, feature atau majalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat pula digunakan pada program audio kaset apabila sesuai dengan karakteristik materi yang akan disampaikan.
Penyajian materi oleh pengajar atau tutor dalam audio kaset tidak terbatas hanya pada materi bahan ajar, tetapi juga dapat menyajikan materi lain yang bermanfaat bagi peserta didik, misalnya bantuan belajar, bimbingan  belajar. Bentuk sajian seperti ini juga sangat membantu peserta didik  dalam SPJJ untuk menghilangkan rasa kesendirian.

Mendengar dan Melihat

Bentuk penyajian audio kaseeet lain yang dapat dikembangkan adalah bentuk penyajian yang peserta didiknya tidak hanya mendengar suara tetapi juga melihat. Bentuk sajian ini dikenal dengan istilah audio-vission. Media audio kaset memang merupakan media yang sangat bergantung dengan suara, tetapi bentuk penyajian audio vission mampu menstimulasi peserta didik untuk tidak hanya mendengar tetapi juga melihat secara bersamaan. Apa yang didengar dan dilihat berkaitan satu dengan yang lain dan saling menguatkan atau lebih dikenal dengan sebutan terintegrasi. Visual atau sesuatu yang dilihat dalam paket ini dapat berbentuk bahan cetakan, misalnya gambar, grafis, peta, foto, chart, diagram, tabel, yang tentunya sesuai dan berkaitan dengan apa yang disuarakan. Selain itu, dapat pula berbentuk bahan visual non-cetak, seperti slide atau bahkan benda nyata yang perlu dipelajari, misalnya potongan batu-batuan. Penyajian seperti ini akan sangat membantu dan memperkuat informasi yang diberikan, karena selain mendapat informasi melalui pendengaran, peserta didik dapat pula menggunakan penglihatan. Bentuk penyajian audio-vission ini tentu memerlukan persiapan dan rancangan yang lebih matang dibandingkan dengan bentuk audio kaset yang hanya mendengar.

Mendengar, Melihat, dan Melakukan

Bentuk  penyajian audio kaset  yang mengkombinasikan kemampuan mendengar, melihat, dan melakukan sesuatu disebut dengan istilah active audiovission. Bentuk penyajian ini merupakan modifikasi dari audiovission yang menambahkan faktor aktif dari peserta didik untuk melakukan sesuatu. Media audio kaset yang dikenal sebagai media satu arah yang tidak mempunyai kemampuan interaksi ternyata dapat memberikan proses interaksi walaupun dalam tingkat tertentu dalam bentuk penyajian active audiovission. Melalui bentuk penyajian ini peserta didik dapatdiminta untuk melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari, misalnya: menghitung sesuaatu, menyelesaikan suatu pekerjaan, mengoperasikan peralatan tertentu, bahkan melakukan eksperimen. Pengembangan program active audiovission ini memerlukan persiapan yang jauh lebih komplek dari bentuk penyajian audio kaset lainnya, tetapi memilik kemampuan pengajaran yang sangat baik bagi peserta didik dlam SPJJ.

Pemanfaatan Media Audio Kaset dalam SPJJ

Pada kondisi dewasa ini, secara teori pemanfaatan audio kaset dalam SPJJ tidak menjadi masalah mengingat peralatan putar atau audio cassette player bukan merupakan barang langka. Walaupun demikian, penggunaan media audio kaset dalam institusi penyelenggara SPJJ sangat beragam. Pada institusi tertentu pemanfaatan media audio kaset cukup tinggi tetapi pada institusi lain belum tentu demikian. Pada umumnya setiap institusi penyelenggara SPJJ memanfaatkannya, sekalipun dalam presentasi yang kecil.

2) Video / VCD

Istilah video bukan merupakan hal yang baru, baik dalam dunia hiburan maupun pendidikan. Video yang dalam bahasa latinnya berarti  I See, memiuliki pengertian sebagai penyajian gambar-gambar yang disampaikan melauli televisi atau bentuk media sejenis. Pada awal perkembangannya gambar-gambar yang direkam dalam bentuk video ini dikemas dalam kaset. Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi dalam bidang media yang sangat cepat, telah memunculkan versi perekan video lain yang digunakan untuk mengemas program video, antara lain videodiscs. Kedua versi video tersebut baik dalam bentuk kaset maupun disc dimanfaatkan dlam SPJJ sebagai media untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat dikategorikan sebagai media personal yang artinya dimanfaatkan secara individual oleh peserta didik. Walaupun tidak menutup kemungkinan pemanfaatan video ini dilakukan dalam bentuk kelompok belajar.


 Karakteristik Media Kaset Video/Video Disc

Kehadiran video dan alat pemutar kaset video atau video disc memberikan warna  dan dimensi baru dalam pemanfaatan program televisi pendidikan. Hal ini tentunya mempunyai dampak secara langsung pada pemanfaatan teknologi dalam SPJJ. Munculnya teknologi  ini membantu institusipenyelenggara SPJJ untuk tidak bergantung secara penuh kepada media televisi. Kemampuan video kaset/disc dan televisi dalam menyajikan bahan ajar, pada umumnya sama. Perbedaan yang jelas di antara keduanya adalah penggunaanvido kaset/disc bersifat personal dan tidak perlu terjadwal, sementara media TV merupakan media massa dan pengunaannya terjadwal.

Kaset Video vs Video Disc

Pada dasarnya, video discs atau dikenal dengan sebutan VCD ini memiliki fungsi yang sama dengan media audio klaset, yaitu sebagai penyampaian materi ajar. Perbedaan mendasar di antara keduanya terletak pada format fisiknya:
·         Kaset video terbuat dari pita kaset, sementara video disc terbuat dari bahan perak yang berkilat.
·         Bila ditinjau dari ukuran dan kualitasnya, maka video kaset memiliki ragam yang cukup banyak, yaitu : U-matic memiliki kelebaran pita ¾ inci dengan kualitas broadcast; VHS memiliki kelebaran pita ½ inci dengan kualitas non-broadcast, Hi-8 memiliki kelebaran pita ¼ inci dengan kualitas rendah. Sementar ukuran dari video disc berdiameter 12 inci.
·         Perbandingan kualitas antara kaset video dengan video disc cukup signifikan; videodisc memiliki resolusi sejumlah 350 garis, sementara kaset video hanya 240 garis. Dengan resolusi sebesar 350 garis, maka videodisc dikategorikan memiliki kualitas High Definition television (HDTV), yang artinya memiliki gambar-gambar yang disajikan kualitasnya lebih baik dan setaraf dengan kualitas gambar pada film 16 mm. Keunggulan lain dari videodisc dibandingkan dengan kaset video terlihat dari kualiltas audionya yang memiliki perbedaan cukup signifikan.
·         Perbedaan lain antara videodisc dan video kaset dalam pemanfaatannya di dunia pendidikan adalah adanya kemampuan videodisc untuk menampilkan gambar secara frame by frame dan memiliki dua track suara  

Untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang pemanfaatan video kaset/disc dalam SPJJ, perlu diketahui tidak saja keunggulannya, tetapi juga keterbatasannya yang tentunya menggambarkan karakteristik media video kaset/disc secara menyeluruh.

Keunggulan:
-          Mampu menyampaikan  materi belajar dalam bentuk audio, visual, dan gerak. Kemampuan ini pada dasarnya sama persis dengan media televisi.
-          Pemanfaatan video kaset/disc tidak bergantung pada jadwal tertentu.
-          Materi yang disajikan dalam program video dapat diintegrasikan dengan bahan ajar dalam bentuk lain, media cetak misalnya.
-          Kendali terdapat pada peserta didik. Peserta didik dapat memulai, mengulang, dan menyelesaikan programnya sesuai dengan kebutuhan mereka.
-          Durasi program video kaset/disc fleksibel. Panjang pendeknya program tidak ditentukan oleh durasi tertentu seperti halnya program yang ditayangkan melalui media televisi, melainkan dengan materi dan tujuan program.

Keterbatasan :
-          Diperlukan alat pemutar kaset video/video disc, video cassette/disc player yang harganya tidak murah.
-          Biaya pengganti kaset video relatif lebih mahal dibandingkan dengan kaset audio dan video disc lebih mahal dari kaset video. Untuk mata ajaran/mata kuliah yang hanya diikuti peserta didik dengan jumlah terbatas, kompensasi pengganti biaya kaset video  ataupun video disc menjadi lebih mahal.

Keunggulan yang melekat pada media kaset video/video disc ini memberikan banyak keleluasaan dalam merancang proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ. Sejauh mana media kaset video/video disc ini dapat berperan  dalam pembelajaran jarak jauh, merupakan hal menarik untuk dibahas.
Pemanfaatan Media Kaset Video dalam SPJJ

Penggunaan kaset/disc video dalam SPJJ sangat membantu peserta didik yang tidak sempat menyaksikan tayangan program melalui media televisi. Selain itu, memberi kesempatan kepada peserta didik yang ingin mempelajari materi-materi dalam program secara lebih mendalam dengan kecepatan belajar mereka masing-masing. Sementara cara penggunaan kaset video yang kedua adalah merancang secara khusus bahan ajar yang akan disampaikan dalam video kaset/videodisc. Cara kedua ini umumnya dapat lebih mengenai sasaran atau tujuan pembelajaran, karena perancang program tidak perlu terikat pada durasi program yang biasanya disyaratkan bila ditayangkan melalui media televisi serta dapat memberikan instruksi atau arahan dalam mempelajari bahan ajar. Denagan memprhatikan karakteristik media kaset video serta karakteristik SPJJ, media ini mampu berperan banyak dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan menggunakan SPJJ. Secara spesifik, peranan media kaset/disc video dalam proses pengajaran dan pembelajaran si SPJJ dapat diidentifikasi sebagai berikut:
-          Materi yang disampaikan melalui media cetak yang memiliki keterbatasan dalam menyajikan visualisasi dan gerak akan terbantu dengan kehadiran kaset video/videodisc. Materi yang tidak dapat dituangkan dalam media cetak karena memerlukan banyak visualisasi atau bahkan gerkan dapat disampaikan melalui kaset video/videodisc.
-          Karakteristik lain dari media kaset video yang sangat menunjang proses pengajaran dan pembelajaran dalam SPJJ adalah kendali menggunakan media ini sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Peserta didik dapat menghidupkan, mematikan, mengulang, istirahat sejenak sesuai dengan keinginan/kemampuan mereka atau sesuai dengan rancangan program. Peserta didik dapat memilih sekehendak hati mereka bagian mana yang akan mereka pelajari lebih seksama atau bagian mana yang dapat mereka acuhkan. Selain itu, peserta didik dapat mengikuti arahan yang diberikan oleh program video untuk melakukan suatu kegiatan. Kehadiran media kaset video sebagai bagian yang terintegrasi dengan media cetak, dapat dimunculkan untuk memberikan penjelasan yang bersifat gerak dan visual. Kemampuan media kaset video untuk digunakan secara terkait atau terintegrasi dengan bahan ajar lain sangat membantu pemahaman peserta didik dalam mempelajari suatu materi. Kemampuan kaset video dalam menghadirkan interaksi jauh lebih baik dari pada media televisi, walaupun dalam tingkat rendah. Kemampuan berinteraksi ini sangat berperan dalam peningkatan kualitas proses belajar peserta didik.
-          Proses pengajaran dan pembelajaran lain yang dapat didukung oleh kehadiran media kaset video dalam SPJJ adalah adanya  kesempatan untuk menyaksikan program video secara berkelompok. Program kaset video dapat didesain dalam beberapa cuplikan/fragmen pendek untuk menjadi bahan diskusi kelompok. Diskusi kelompok yang membahas  materi yang disampaikan dalam program video akan bermanfaat bagi peserta didik untuk dapat merefleksikan pengalaman ataupun opini mereka terhadap materi terkait.


3) Komputer

Jenis media lain yang dikategorikan sebagai media personal adalah media berbasis komputer. Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang  memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Dewasa ini komputer tidak lagi merupakan konsumsi bagi mereka yang bergerak dalam dunia bisnis dan usaha, tetapi telah dimanfaatkan secara luas oleh dunia pendidikan.

Karakteristik

Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa, terutama oleh institusi yang menerapkan SPJJ. Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain:
·         Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,
·         Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,
·         Mampu menampilkan unsur audio visual,
·         Dapat memberikan umpan balik,
·         Menciptakan proses belajar berkesinambungan.

Karakteristik media berbasis komputer ini sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagi media pembelajaran dalam SPJJ. Potensi yang sulit diperoleh melalui media lain dapat terakomodasi .

Bentuk penyajian

 salah satu pemakaian TEKNOLOGI :

Majunya teknologi sekarang sudah menjadi bagian dari pendidikan di sekolah, dan salah satunya adalah pemakaian LCD dalam kegiatan belajar...
Dalam proses belajar, pemakaian LCD bukanlah segalanya dalam menarik minat dan ketertarikan seorang siswa dalam belajar di kelas...LCD bukanlah alat yang digunakan untuk memindahkan isi buku ke layar... Siswa akan tertarik untuk belajar jika teknologi tersebut disertai dengan cara mengajar yang menarik, tidak membosankan dan yang terpenting tetap tertuju pada materi yang ingin disampaikan walaupun dengan cara yang berbeda dari membaca buku selama 2 jam penuh... sebagai contoh nyata, di sekolah saya hal tersebut sudah terbukti...
Suatu hari di kelas saya, guru saya melakukan pembelajaran dengan menggunakan LCD dan power point... Saya mulai menduga-duga apa yang akan terjadi kemudian, dan benar saja dugaan saya bahwa suasana di kelas akan terasa seperti tak ada kehidupan, kecuali suara kehidupan dari guru saya yang sedang menjelaskan... masing-masing anak mencari kesibukannya sendiri, bahkan sampai tertidur di balik buku pelajarannya...
contoh lainnya adalah ketika seorang guru yang lain menjelaskan materi dengan disertai praktek secara langsung... dengan gaya mengajar yang tidak kaku, diselingi dengan canda tawa, serta dengan penjelasan ayng tidak membosankan... tidak satupun murid yang mencari kesibukan sendiri, apalagi tertidur..!! semua konsentrasi anak tertuju pada penjelasan dari guru dan tidak terasa 2 jam pelajaran telah berlalu...
dengan 2 contoh diatas, dapat kita sadari bahwa yang terpenting bukanlah peralatan dan perlengkapan mengajarnya, tapi bagaimana kualitas seorang guru dalam mengajar...